Minggu, 23 Juni 2013

Untukmu Sahabatku

13.41 Posted by . No comments
  Untukmu Sahabatku
by : yusti ginanjar



 Tak pernah terbayangkan hidupku akan setragis ini dan sesingkat ini, aku harus meninggalkan orang yang aku cintai dengan secepat ini. Aku tak ingin meninggalkan mereka secepat ini. Aku masih ingin berada di antara mereka yang mencitaiku. andaikan Tuhan memberikan aku harapan untuk hidup satu kali lagi, aku tak akan pernah menyia-yiakan kesempatan itu untuk berada di antara orang-orang yang aku cintai,walaupun selama ini aku berusaha untuk tidak menyianyiakan hidupku di antara orang yang mencintaiku. Tapi Tuhan berkata lain.
   Aku SILVI MAESYA AYU CANTIKA, aku sekarang kelas 3 SMA aku bersekolah di SMA KARTIKA BANDUNG, aku mempunyai keluarga yang sangat mencintaiku, sahabat yang selalu ada di saat suka maupun duka dan aku mempunyai pacar yang sangat memperhatikan dan setia. Pagi ini aku memulai hari seperti biasa aku pergi sekolah di jemput oleh pacarku dia bernama Satria, setiap pagi dia selalu menjemputku ke rumah untuk berangkat sekolah barengan. Handphoneku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk,
Satria : yang cepetan sedikit aku udah ada di depan rumahmu.
Pesan yang dikirim oleh satria itu membuat silvi cepat-cepat untuk berangkat sekolah karena dia tidak mau satria menunggu lama bahkan silvi tidak menghabiskan makanannya.
“maaf,ya sayang nunggunya kelamaan.” Kata ratna sambil langsung naik motor satria
“oh,enggak koq. Udah biasakan kalau ngejemput kamu kayak gini.”kata satria
“oh,jadi udah biasa nih nunggu aku lama,”
Satria tidak menjawabnya.  Setelah sampai di sekolah silvi langsung di tunggu oleh sahabat baiknya yaitu, Siska dan Wanda,
“enak ya jadi loe” kata siska
“enak apanya ?” jawab silvi
“ya enak lo setiap mau kesekolah pasti dijemput sama satria, gue ngiri deh”
“ya bener beruntung banget sih loe, bukan Cuma siska yang iri gue juga iri” kata wanda
“ah, gak biasa aja ah, malah gue ngerasa gak nyaman”
“lah,gak nyaman gimana maksud lo ?”
“ya gak nyaman aja.”
“ih ga jelas lo, ya udah kita kekelas yo” kata wanda sambil menarik tangan silvi dan siska.
“lah,kelas lo kan beda sama kita wan.” Kata siska
“oh iya gue lupa.”

  Bel berbunyi pertanda waktu belajar telah di mulai, tapi wanda masih berada di kelas silvi dan siska.
“da,lo koq masih ada di sini ? kan ini udah bel.”tanya silvi
“tenang aja deh,gue dapet info kalau jam pertama guru semua gak bakalan masuk lagi rapat.”
“asik dong, sekarangkan pelajaran fisika,mana ada PR lagi, gue belum.”kata siska
Tapi tiba-tiba guru fisika datang ke kelas,
“wanda sedang apa kamu di sini, kelasmu kan di sebelah.”
“loh,koq bapa di sini,bukannya ada rapat”
“rapatnya sudah selesai dari tadi,cepat kamu keluar dari kelas ini.”
Wanda langsung keluar dari kelas silvi. “Mampus deh gue belum PR fisika, gak benernih si wanda infonya”kata siska dalam hatinya.
“ya kita mulai pelajaran hari ini” guru fisika.

Istirahat , siska dan wanda pergi ke kantin, sedangkan silvi hanya di kelas.
“sil, lo yakin gak mau ikut kita ke kantin” tanya siska
“enggak ah gue masih kenyang.”kata silvi sambil tersenyum
“ya udah,kita ke kantin dulu” kata siska
“ya, sana pergi”

Silvi terdiam di kelas dan dia mencoba menelpon satria untuk menemaninya di kelas. Dan tak sampai 5 menit satria datang ke kelas silvi.
“ada apa,yank ?koq nyuruh aku dateng kesini” tanya satria

“enggak ada apa-apa koq, aku Cuma gak ada temen di sini”
“kirain ada apa, lah temen kamu kemana yang dua itu.”
“siska sama wanda lagi ke kantin”
“kenapakamu gak ikut,mereka ke kantin?”
“masih kenyang gak lapar, kamu udah makan?”
“oh, sama aku juga gak lapar koq”
Tiba-tiba ada suara siska dan wanda. “cieeee”
“pantesan ga mau di ajak ke kantin,ternyata malah pacaran di kelas” kata wanda
“ih apaan sih,” kata silvi dengan muka yang sedikit memerah
“yank, sekarangkan udah ada temen,aku ke kelas lagi ya,?” tanya satria
“ya,udah bye sayang”
Satria pergi meninggalkan silvi di kelasnya bersama kedua sahabatnya.
“loh koq elo biarin dia pergi sih ?” tanya siska.
“biarin aja” jawab silvi
“sil, elo  mau ini gak ?” wanda menawari dia mie goreng
“enggak ah,guenya lagi gak selera makan”
“gue mau,” kata siska sambil mengambil mie yang ada di tangan wanda.

Bel berbunyi kembali,tapi yang ini menandakan waktu istirahat telah usai, “da,lo kenapa masih ada di sini, gimana nanti kalau kayak tadi pagi lagi” kata silvi
“oh,iya yah,  bye gue kekelas gue dulu ya”
“yah sana pergi yang jauh” kata siska

Guru matematika masuk ke kelas silvi dan siska, tapi beberapa menit kemudian silvi bicara kepada siska bahwa dirinya merasa pusing.
“sis, gue pusing nih”
“lah sama gue juga pusing,”
“lo pusing kenapa ?”
“itu soal matematiak susah banget,jadi gue pusing”
“lah gue bukan karena soal-matematika”
“lah, terus kenapa ?”
“gak tau gue pusing nih, anter gue ke UKS yuk?”
“ya udah,tunggu sebentar gue izin dulu ke guru matematika”
“ya cepet”
Setelah mendapatkan izin, siska membawa silvi ke UKS.
“sil,pasti lo kayak gini karana belum makan dari tadi”
“ga, tapi udah satu bulan ini gue suka ngerasa pusing banget”
“lah periksa kedokter yuk, gue takut lo kenapa-kenapa” kata siska dengan nada bicara yang rendah
“lo gak usah kawatir, gue nanti mau ke dokter koq”
“ya udah, gue ke kelas dulu ya, lo gak apa-apakan gue tinggal sendiri di UKS.?”
“yah sana nanti lo di marahin guru matematika, gue gak apa-apa koq sendirian di sini”

Setelah sampai dikelas siska mengirmkan pesan kepada wanda da satria kalau silvi lagi ada di UKS,
DARI SISKA: SATRIA DAN WANDA si silvi ada di UKS, dia kayak nya sakit deh, nanti pulang sekolah kita anterin di kerumah sakit ya.

Di rumah sakit, silvi yang sudah minta izin pulang,  mencoba memeriksakan kesehatannya. Silvi pulang setelah beberapa menit siska kembali ke kelas, dan silvi tidak menghubingi siska karena dia takut siska khawatir. Silvi mencari mencari ruangan  Dr.Ridwan dokter yang sudah kenal dengan keluarganya. setelah menemukan ruangan dokter ridwan, silvi mengetuk pintu dr.ridwan.
“boleh masuk ?”
“ya,silahkan”
Silvi masuk dengan muka agak pucat.
“eh silvi, kenapa kamu,muka kamu koq pucat.” Tanya DR. Ridwan sambil bangkit dari duduknya
“gak,tau nih dok udah sekitar satu bulan ini aku selalu pusing” jawab silvi
“ya,sudah sini periksa .”
Sekitar 10 menit silvi di periksa oleh dokter ridwan.
“dok,aku gak apa-apakan?” tanya ratna dengan muka yang semakin pucat
“belum tahu, kita harus menunggu sampai 1 minggu, tapi kita berharap supaya tidak terjadi apa-apa”
“oh,ya sudah dok, aku pulang dulu.”
“kamu kesini bersama siapa ?,dokter khawatir kamu pingsan nanti di jalan.”
“aku sendirian, oh gak apa-apa koq dok, aku naik taksi koq”
“ya,sudah kalau begitu, janganlupa satu minggu lagi datang kesini ya”
“ya, baik dok”
 Silvi keluar dari ruangan dr.ridwan. dengan muka yang sangat pucat dan kepala yang sangat pusing ratna mulai berjalan keluar rumah sakit, “untung gue gak pingsan” kata silvi. Setelah keluar di rumahsakit ratna langsung menaiki taksi yang sudah ada di depannya.

  Sekolah, bunyi bel terakhir menandakan waktu belajar telah selesai,  satria yang mendapatkan pesan dari siska langsung keluar kelas dan menuju UKS,begitu juga dengan siska dan wanda. Tapi setelah mereka tiba di UKS silvi sudah tidak ada di tempat. “silvi..sil” kata satria sambil membuka pintu UKS,”lo koq silvi gak ada” kata satria, “sis, koq silvi ga ada ?” tanya satria dengan muka khawatir.
“loh, ---- tadi ada” jawab silvi dengan ekspresi yang sama dengan satria
Mereka berdua mencari silvi di UKS, dan wanda mencari di sekitar sekolah. tiba tiba ada pesan masuk di handphone satria :  MY LOVELY : yang bisa ke rumah gak, soalnya aku bete di sini sendirian.
Pesan itu langsung membeuat satria keluar dari UKS, dan langsung menuju rumah silvia.
“loh satria lo mau kemana” suara itu terdengar dari taman sekolah, ddan suara itu adalah suara wanda.
Satria tidak menjawab pertanyaan dari wanda.

Dirumah silvi hanya tinnggal sendiri, hal ini sudah biasa karena orangtua silvi selalu pulang sore atau malam. Jadi silvi sudah terbiasa dengan hal ini, tapi dia senang dengan keadaan seperti ini, soalnya silvi dan orangtuanya selalu liburan setiap weekend.  Silvi masih  menunggu balasan sms dari satria di ruang tamu. “koq gak ngebalas pesan ya??”.  silvi bolak balik di antara meja yang ada di ruang tamu itu, tiba tiba silvi merasa pusing yang teramat sangat, akhirnya silvi terjatuh dan pingsan.

Disekolah siska masih mencari di UKS. “sis, siska” suara itu terdg dengar seperti suara tadi yang di taman.
“ada apa, koq pake teriak segala, eh ngomong-ngomong lo liat satria ga ?” jawab siska
Wanda yang berlali menuju UKS,dan setelah sampai dia langsung menjawab pertanyaan dari siska sambil ngosngosan “ya itu juga yang mau gue kasih tau ke lo n mau nanya juga ke lo?”
“nanya apaan ?”
“tadi gue liat satria udah pulang, lo tau gak kenapa dia tiba-tiba pulang. ?” tanya wanda dengan muka yang merah karena kecapean sudah berlari,
“lah gue gue gak tau.,ya udah sms aja dia”
“nah itu masalahnya, tadi gue pengen nelpon dia, eh ternyata pulsa gue habis”
“beuhhh”

cuaca yang tadinya cerah tiba-tiba meneteskan air sedikit demi sedikit, air yang jatuh mulai membasahi jalanan, satria melaju dengan cepat dengan motornya supaya cepat sampai di rumah silvia dan supaya tidak kehujanan. Air yang sudah sampai jalanan dan membuat tanah menjadi agak basah, hampir membua  satria terjatuh dari motornya.


Di sekolah, wanda dan sisika langsung mengngirim pesan kepada silvi, tai tak ada balasan oleh silvi. Akhirnya mereka  memutuskan untuk pergi ke rumah silvi. Satria sudah sampai di rumah silvi, satria membuka pintu rumah silvi, yang gelap karena sedang hujan, satria mencari silvi, “sil, where r u ?”. satria sudah tau keadaan rumah silvi yang selalu sepi setiap hari, dan satria sudah tahu tempat dimana silvi sering ada kalau lagi di rumah, satria langsung menuju kamar silvi, tapi ternyata sivi tidak ada, satria terus mencari, dan ketika dia melewati ruan tamu di rumah silvi, satria langsung terkaget melihat silvi terbaring di lantai. Dengan sepontannya satria langsung mengangkat silvi ke kamarnya. “sil, kamu kenapa ?,sil bangun sil.” Kata kata itu terlontar dari mulut satria dengan muka yang begitu khawatir.  Tiba – tiba suara pintu rumah silvi terbuka, satria langsung berlari menuju pintu rumah silvi,untuk meminta bantuan. Ternyata siska dan wanda yang datang. Dengan sepontan satria menarik tangan siska dan wanda, “ih, ada apaan nih narik narik tangan gue” tanya siska. Tapi satria tak menjawabnya. Setelah mereka sampai di kamar dan melihat silvi yang terbaring di tempat tidurnya wanda berkata “lah,elo narik kita berdua Cuma buat liatin si silvi tidur,” belum beres wanda bicara siska berkata “lah,pantesan sms gue gak di bales, ternyata dia tidur.”
“dia-- di—a gak tidur dia pingsan” jawab satria dengan muka menahan air mata yang hampir saja jatuh.
“hah, pingsan” spontan siska dan wanda berkata hal yang sama.
“iya, gue juga gak tau, kenapa pass gue kesin---“ satria tak membereskan perkataanya, karena melihat silvi sudah sadar.
“loh,kalian ngapain disini?”tanya silvi
“sil, kamu udah sadar,aku khawatir banget, kamu kenapa sil” tanya satria
“iya sil kita khawatir” siska dan wanda juga ikut mengucapkan hal yang sama.
“oh, gue gak apa-apa koq Cuma sedikit agak pusing, maaf gue tadi pulang duluan ga sempet kirim pesan ke kalian” jawab silvi dengan muka yang sangat pucat.
“oh,iya gak apa-apa koq” jawab satria.
setelah pembicaraan itu siska dan wanda di suruh oleh satria untuk membuatkan makanan untuk silvi.

Satu minggu kemudian silvi mengambil hasil test dari dokter tentang penyakit yang di deritanya. Silvi langsung memasuki ruangan dokter ridwan.
“eh sil, udah dateng” sapa dr ridwan
“iya, dok sebenarnya penyakit yang di deritalu apa sih, koq belakangan ini aku sering banget pusing”
“emmmmmmm, kamu keseni sendirian?”
“iya dok”
“sebenernya kamu mempunyai penyakit yang di derita kamu---“ dokter ridwan tak sanggup berkata kalau penyakit yangdi derita oleh silvi adalah kangker otak.
“apa dok, penyakit apa  ?”
“kamu liat saja sendiri hasilnya” kata dokter ridwan sambil memberikan hasil test silvi
Silvi membuka hasil tes itu yang menyatakan bahwa silvi terkena penyakit kangker otak stadium akhir,“dok,ini gak benerkan, ini pasti salah”
“saya juga berharap seperti   itu tapi...ini lah hasilnya”
“aku gak percaya dok, kenapa aku bisa terkena penyakit seperti ini” jawab silvi dengan menyucurkan air mata yang tak bisa untuk di tahan lagi.
“ya,sudah kamu terima saja, hidup kamu memang tinggal 1 bulan lagi, tapi kamu harus kuat ya sil” kata dokter ridwan sambil menggenggam tangan silvi.
Silvi tak menjawabnya, silvi langsung meninggalkan rumah sakit itu dan langsung menaiki taksi yang sudah ada di depan rumah sakit itu, di dalam taksi silvi hanya terdiam, dan menangis, dalam hati silvi berkata, mengapa harus aku, apa salahku ya tuhan. Taksi berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah silvi, tak seperti biasanya kali ini papah dan mamahnya sudah ada di rumah padahal ini baru jam 3 sore,  silvi tak mau memberi tahu hal yang terjadi padanya kepada orangtua atau sahabt-sahabatnya. Silvi langsung menuju kamar dan menyimpan hasil tes tadi di dalam laci lemarinya. Silvvi teringat kata-kata dokter ridwan bahwa hidupnya  tidak lebih tinggal 1 bulan lagi. Mulai hari itu silvi memutuskan untuk berbuat baik di sisa hidupnya ini.

 Muka silvi yang semakin pucat dan keadaan kesehatannya yang semakin memburuk membuat silvi tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. hampir setiap hari siska,wanda dan satria menjenguk ke rumah silvi. Sekarang sudah 19 hari setelah silvi di vonis menderita penyakit kangker otak, dan orang tua silvi mengetahuinya,ketika mamahnya sedang membereskan kamar silvi. “mah, hidupku gak bakalan lama lagi” kata silvi dengan muka yang berkaca-kaca.
“khus, jangan bilang yang enggak-enggak deh” jawab mamahnya.
“mah, kalau nanti aku sudah gak ada, tolong kasihin surat ini ya buat siska,wanda sama satria” kata silvi dengan memberikan amplop yang berisikan surat untuk sahabatnya dan pacarnya itu. Ibunya tk bisa menjawab apa-apa dia mengambil surat dari tangan silvi,ibunya langsung keluar dari kamar silvi, sembari menangis.

Keesokan harinya ketika silvi sedang terbaring di kamarnya, sahabat dan pacarnya datang untuk menjenguknya. Hal yang membuat silvi mengangis karena tidak lama lagi mereka berempat akan berpisah untuk selamanya,tapi silvi menyembunyikan hal itu, silvi hanya tersenyum kepada mereka bertiga.
“hei apa kabar nih, kangen gue sama loe udah 20 hari lo gak sekolah, kenapa sih?” tanya wanda
“iya kenapa gue kangen silvi yang selalu ceria kalau di kelas.” Tanya siska
“gue baik-baik aja koq, gak liat nih muka gue semangat banget.” Jawab silvi dengan memamerkan senyumnya kepada sahabat dan pacarnya.
“yang,aku kangen sama kamu” kata satri sambil mengengam tangan silvi.
“aku juga kangen koq.”
Tiba-tiba keheningan suara terjadi ketika silvi membuka rambut palsu yang di kenakannya.
“rambut gue baguskan.” Tanya silvi kepada temannya
“iya bagus jawab satria.” Sambil menahan air mata yang ingin sekali dia tumpahkan
“kamu masih sayangkan” iya aku sayang banget.
Siska dan wanda hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya itu, padahal dalam hati mereka, mereka ingin sekali mengangis, sebenrnya mereka sudah tau apa yang di derita oleh silvi, mereka mengtahuinya dari orang tua silvi.
“sil gue keluar dulu ya, pengen pipis nih.” Kata siska “da, anter gue yuk ?” ajak siska kepada wanda.
“yah, sana, nanti kalo gak buru-buru bisa berak di sini lo
Mereka bercanda di tempat itu dengan silvi,untuk yang terakhir kalinya tepat seminggu setelah siska,wanda dan satria menjenguk silvi. Silvi sudah tidak ada di dunia ini. Siska, wanda mendapatkan pesan ini dari satria, mereka menangis di dalam kelas, begitu juga satria dia menangis di dalam kelas, mendengar bahwa wanita yang dia cintai telah meninggalkan dirinya untuk selamanya. Pemakaman silvi di lakukan sore hari, semua orang yang di cintai silvi datang di pemakamannya. Setelah jasad silvi telah masuk ke dalam liang lahat, orang tua,sahabat dan pacar silvi tak bisa lagih menahan air mata, karena dia tahu bahwa orang yang selama ini mereka cintai sudah tidak akan bertemu dengan mereka lagi. Pemakaman selesai tapi sahabat,pacar dan orang tua silvi masih di pemakaman, dan sebelum meninggalkan pemakaman, ibunda silvi memberikan surat kepada wanda, yang dititipkan silvi sebelum meninggal.
“wanda, ibu punya surat untuk kalian bertiga, surat ini ditulis oleh silvi.” Kata ibunda silvi sambil meninggalkan tempat pemakaman itu. Wanda menerima surat itu, lalu mereka bertiga membaca surat itu bersama.

Bandung,25 Agustus 2004
Hei apa kabar nih ? aku baik-baik aja koq disini.
Kalian udah dapet surat dari mamahku, ? kalau sudah berarti itu tandanya aku sudah pergi jauh. Maafin aku ya selama ini aku menutupi tentang penyakit yang di deritku, aku hanya tak ingin membuat orang yang aku cintai satria, dan sahabatku siska dan wanda, menjadi sedih. Oh ya, sekarag kita tak akan bisa bersama seperti dulu ya, sekarang aku sudah tenang di sini. Aku pasti akan merindukan kalian. Aku berharap hidup kalian tak seperti aku, aku ingin kalian menjadi orang yang berhasil. Aku selalu berdua kepada Tuhan kalau penyakit yang di deritaku ini tidak akan terulang kembali kepada orang-orang yang aku cintai. Aku akan selalu mengingatmu. Walaupun aku sudah tiada di dunia ini, tapi aku akan tetap ada di hati kalian. I MISS U. SILVI MAESYA AYU CANTIKA.


R.I.P : SILVI MAESYA AYU CANTIKA (1 OKTOBER 1988 – 30 AGUSTUS 2004)

*Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan. mohon maaf pula jika ada kesamaan nama tokoh atau tempat, ini semua hanya Fiktif belaka. terima kasih

0 komentar: